Mengukur Hasil Kinerja itu Lebih Penting dari Sekedar Percaya Diri

Seorang kawan bercerita padaku tentang pekerjaannya yang luar biasa. Sejenak
aku mendengarkan dengan antusias dan kagum dengan ceritanya. Ia melakukan ini
dan itu dari waktu ke waktu secara konsisten, terdengar ia sangat percaya diri
dengan apa yang telah ia lakukan, hingga sampai pada pertanyaan ini, ia
langsung mengernyitkan dahi. 
“Bagaimana hasil dari pekerjaanmu itu, apakah memuaskan?” Tanyaku disela-sela
ceritanya. 
Ia sedikit ragu menjawab pertanyaanku jika dibandingkan kondisi saat ia cerita
tentang pekerjaannya, ia tidak lagi bersungguh-sungguh. Untuk cerita
selanjutnya aku sudah bisa menduga seperti apa. Kondisi semacam itu hampir
dialami oleh sebagian besar pebisnis muda atau pekerja baru. 
***
Ada pesan masuk ke emailku, isinya tentang tawaran mengikuti pelatihan gratis
untuk menjadi seorang pakar data analyst, dalam email dijelaskan tentang
prospek pekerjaan masa depan yang dibutuhkan dunia kerja, salah satunya data
analyst tersebut. 
Pembahasan mengenai data analyst akhir-akhir ini memang ramai, keahlian
menjadi ahli pembaca data tampaknya mulai dibutuhkan dalam dunia kerja. Jangan
berpikir ini tentang dunia kerja skala besar, bahkan untuk level-level
pekerjaan skala kecil juga membutuhkan analisa data, setidaknya bisa untuk
dijadikan rujukan membuat kebijakan. 
Teman saya tadi sudah benar berbangga dengan pekerjaannya, ia memiliki
motivasi kuat untuk berkembang dan mencintai apa yang sedang ia lakukan, namun
yang perlu disadari, tanpa mengetahui seberapa jauh hasilnya, dan mengetahui
persoalan yang menyebabkan usahanya sulit berkembang dan tak segera mampu
menggapai mimpinya, hanya akan membawa dia ke zona degradasi. Zona ini
berbahaya bagi kalangan muda, karena bisa melemahkan semangat yang telah ia
bangun sebelumnya. 
Zona degradasi, kusebut demikian untuk menggambarkan kondisi kehausan karena
kekurangan cairan. Ibarat kata, hasil kerja keras adalah cairan yang akan
menyegarkan tubuh dan pikiran akibat kerja keras. Pekerjaan apapun membutuhkan
hasil yang jelas. Semoga kalian sepakat dengan pernyataan ini. 
Yang dibutuhkan temanku tadi bukan sekedar motivasi saja, ia membutuhkan
keahlian untuk mengumpulkan data dan mengolah data dan selanjutnya
menganalisanya. Jika benar dilakukan, ia akan tahu kenapa pekerjaan yang telah
dilakukan belum menghasilkan apa yang ia inginkan. Oh ya, menganalisa
pekerjaan dengan data juga menjauhkan dari penilaian subyektif, yaitu
penilaian dari anggapan-anggapan yang lahir dari satu sudut pandang. 
Dunia usaha butuh penganalisa data, namun yang juga sangat membutuhkan
keahlian ini adalah pemerintahan. Pemerintah yang bagus adalah pemerintah yang
membuat kebijakan berdasarkan analisa data. Dalam sekolah politik anggaran
yang pernah ku ikuti, secara gamblang dijelaskan bahwa ciri khas pemerintah
pro rakyat dikenali dengan penerapkan partisipasi publik. Dulu sudah kami
praktekkan dengan membuat kotak aspirasi masyarakat yang bertujuan
mengakomodir dan mencari tahu apa yang diingikan oleh masyarakat. Hasilnya
luar biasa bagus untuk masyarakat dan pemerintah desa. 
***
Coba jawab pertanyaan sederhana ini
Kamu punya usaha apa? 
Apa yang kamu jual, produk barang atau jasa? 
Siapa saja yang telah membeli produkmu? 
Apakah sudah sesuai dengan target marketmu? 
Apakah biaya produksimu sudah tertutupi dari pendapatan hasil jualan
produk? 
Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan usahamu? 
Pertanyaan sederhana ini akan sangat sulit dijawab tanpa adanya data yang bisa
dianalisa. Alih-alih menjawab dengan benar, bisa jadi Anda terjebak menjawan
dengan asumsi semata. 
18 Desember 2022
Trigus D. Susilo
Share your love

Tinggalkan Balasan