Journalist and Web Developer
Journalist and Web Developer
Celaka, Saya Mulai Bosan Ngeblog
Sahabat mastrigus.com, saya ingin curhat. Terlepas dari apakah artikel curhat yang saya tulis ini bernilai lebai, biarkan saja, saya memang harus menuliskannya.
Jadi Begini…
Beberapa orang di dunia maya mengenal saya sebagai blogger, di antara mereka kebetulan mendapati nama saya berasal dari google pencarian.
Itu menandakan bahwa nama saya memang ada di internet, mungkin buah dari hasil dari kerja keras saya dalam membuat konten di blogger dan berupaya mengoptimalkan SEO sehingga bisa ditemukan dengan mudah.
Kalau tidak percaya, silakan ketik keyword “mastrigus” atau “mas trigus” di google penulusuran, otomatis, anda akan menemukan saya tepat di atas sendiri dan jika anda klik akan membawa pada web yang sedang anda buka ini.
Menjadi blogger adalah pilihan hidup, dan justru ketika memutuskan untuk menulis, yang saya pikirkan dahulu adalah nilai investasinya. Tidak bisa dipungkiri bahwa blogger menyumbang “ketenaran” nama saya di dunia internet. Haha.
Sayangnya, menjadi blogger pro memang harus menyisihkan sebagian waktu untuk berpikir “bagaimana caranya membuat konten baru”, ternyata lama kelamaan membuat seperti itu berat.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi sehingga terasa berat. Salah satunya adalah “terlalu banyak beraktivitas di dunia nyata” dan lagi, seorang kreator artikel kudu memiliki pikiran-pikiran baru untuk bisa memproduksi konten yang fresh.
Tanpa itu, mungkin niat menjadi konten kreator pro yang dapat menghadirkan wacana berpikir baru tidak bisa dilakoni. Alih-alih membuat konten original dan bagus, beberapa di antaranya bisa dipastikan hanya mencuri gagasan orang lain dan menuliskannya kembali, dengan bahasa yang beda namun memiliki subtansi sama.
Ini boleh saja dilakukan, tapi jika diagregatkan, bisa diartikan sebagai orang yang mandek dalam belajar. Bagi saya tujuan menulis selain membuat artikel fresh, juga untuk belajar bagaimana menjadi penulis yang handal, naik kelas dan berkembang.
Ingat, tidak melulu membuat blog harus karena tujuan money. Saya tekankan di beberapa artikel lain di dalam blog ini, bahwa mendapatkan uang dari blog adalah bonus, sedangkan memberi manfaat kepada orang lain adalah tujuan yang sebenarnya.
Namun sayang, setelah 5 tahun menjalani diri sebagai penulis blog, saya mulai menemukan kejenuhan. Dan kejenuhan ini disebabkan oleh hal-hal yang saya takutkan dulu.
Jika dibiarkan, paling-paling saya akan benar-benar berhenti dari dunia blogger. Seperti yang dialami oleh Kang Ismet atau Mbak Indri (pemilik Juragan Cipir).
Kenapa bisa jenuh?
Selain alasan di atas, ada alasan lain yang hendak saya kemukakan. Alasan yang paling kuat adalah, karena saya menemukan keasyikan di tempat lain.
Keasyikan ini ibarat pengalih perhatian terhadap blog dan membuat saya tidak terlalu menyenanginya.
Berbeda dengan dahulu, blog menjadi kesenangan bagi saya. Seperti kesenangan mengatur template, menulis artikel, menjawab komentar, sharing dengan kawan, dll.
Entah apa karena blog tidak lagi menjadi trend dikalangan konten kreator karena lebih terpikat dengan hadirnya Youtube, atau memang blog tak lagi relevan. Alasan kuat dari sini adalah, si develop blogger, kira-kira kapan melakukan upgrade terhadap fitur-fitur dashboardnya.
Ini sangat menyebalkan memang. Di sisi lain saya ingin bisa rutin menulis kembali setiap hari, namun di sisi lain, blog tidak terlalu menarik lagi untuk dibahas.
Membuat tutorial di blog, rasanya tak terlalu diminati lagi oleh pengguna internet, karena saat ini sudah bertebaran video, yang tanpa susah membaca dan memahami isi artikel, dalam video tersebut sudah menjelaskan semuanya. Jelas ini hanya presepsiku semata mengenai anggapan orang.
Saya tak lagi menulis rutin setiap hari, kadang seminggu sekali, atau kadang sebulan sekali. Saya tak lagi punya target menulis, dan bahkan saya tak lagi mencatat poin-poin penting dalam perjalanan yang saya lakukan. Padahal jika dikalkulasi, total perjalanan saya keluar rumah lebih padat ketimbang dahulu saat aktif ngeblog.
Mungkinkah saya sedang terkena sindrom malas? Berasa dalam titik kebosanan yang sangat membosankan. Atau saya sedang mengalami titik perubahan pola dalam siklus kehidupan?
Apapun alasannya, saya masih ingin bisa kembali menulis dengan lancar. Semoga saya bisa.