H1 – Hisab Wujudul Hilal Hakiki Ramadhan 2024

Jauh-jauh hari, dua bulan lalu, tanggal 21 Januari 2024, Muhammadiyah telah mengumumkan kapan waktu Ramadhan 2024 tiba, tentu tanpa seremoni sidang isbat ala-ala pemerintah Indonesia.

Pak Muhammad Sayuti, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menjelaskan kalau keputusan penetapan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki, sebuah metode yang kini dianggap sebagai ciri khas Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan:

  • 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M
  • 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M
  • 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada hari Sabtu Legi, 8 Juni 2024 M
  • Hari Arafah (9 Zulhijah 1445 H) jatuh pada hari Ahad Wage, 16 Juni 2024 M
  • Iduladha (10 Zulhijah 1445 H) jatuh pada hari Senin Kliwon, 17 Juni 2024 M

Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah didasarkan pada “hisab hakiki” dengan kriteria “wujudul-hilal”.

Hasil perhitungan tersebut, khususnya mengenai terbenam Matahari dan tinggi Bulan menggunakan marjak Yogyakarta dengan koordinat: lintang () =-07° 48′ dan bujur (x) = 110° 21′ BT.

“Hisab Hakiki” adalah metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya Matahari dan Bulan faktual (sebenarnya). Gerak dan posisi Bulan dalam metode ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi Bulan yang sebenarnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.

Adapun “wujudul-hilal” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat Matahari terbenam, Bulan belum terbenam. Dengan perkataan lain, Bulan terbenam terlambat dari terbenamnya Matahari berapa pun selisih waktunya. Dengan istilah geometrik, pada saat Matahari terbenam posisi Bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya.

Untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul- hilal terlebih dahulu harus terpenuhi tiga kriteria secara kumulatif, yaitu:

  • 1) sudah terjadi ijtimak (konjungsi) antara Bulan dan Matahari,
  • 2) ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari, dan
  • 3) ketika Matahari terbenam Bulan belum terbenam, atau Bulan masih berada di atas ufuk.

Apabila ketiga kriteria tersebut sudah terpenuhi maka dikatakanlah “hilal sudah wujud” dan sejak saat terbenam Matahari tersebut sudah masuk bulan baru Kamariah.

Sebaliknya apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka dikatakanlah “hilal belum wujud” dan saat terbenam Matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah, bulan baru akan dimulai pada saat terbenam Matahari berikutnya setelah ketiga kriteria tersebut terpenuhi.

Ijtimak jelang bulan Ramadan 1445 H terjadi pada hari Ahad Legi, 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, pukul 16:07:42 WIB. Ijtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka Bumi, hanya saja jamnya tergantung pada jam di tempat bersangkutan.

Kalau menurut jam WIB (Waktu Indonesia Barat) ijtimak terjadi pada pukul 16:07:42, berarti sama dengan pukul 12:07:42 WAS (Waktu Arab Saudi) karena selisih waktu WIB dengan Arab Saudi 4 jam.

Dengan ijtimak ini berarti kriteria pertama sudah terpenuhi, sehingga tinggal menguji kriteria kedua dan ketiga.

Kriteria kedua dengan mudah diketahui, karena kalau ijtimak terjadi pada pukul 16:07:42 WIB sudah dapat dipastikan terjadi sebelum terbenam Matahari pada hari dan tanggal tersebut. Terbenam Matahari di Yogyakarta pada hari itu pukul 17:55:25 WIB.

Kriteria ketiga juga sudah terpenuhi karena berdasarkan perhitungan tersebut, pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta tanggal 10 Maret 2024 itu Bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 00° 56′ 28″, artinya pada saat Matahari terbenam Bulan belum terbenam, jadi hilal sudah wujud.

Dengan demikian keseluruhan kriteria yang diperlukan sudah terpenuhi, dan karena ketiga kriteria tersebut sudah terpenuhi, maka ditetapkanlah tanggal 1 Ramadan 1445 H dimulai pada saat terbenam Matahari tanggal 10 Maret 2024 dan konversinya dengan kalender Masehi ditetapkan pada keesokan harinya yaitu tanggal 11 Maret 2024. Itulah sebabnya maka dikatakan tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Ahad Legi, 11 Maret 2024.

Untuk mengetahui kawasan mana di muka Bumi yang pada hari Ahad Legi, 11 Maret 2024 sudah masuk tanggal 1 Ramadan 1445 H, berdasarkan kriteria wujudul-hilal, dapat dilihat dengan memperhatikan garis pembatas dalam peta. Garis pembatas tersebut menunjukkan bahwa pada tempat-tempat itu terbenam Bulan berbarengan dengan terbenam Matahari, dan disebut garis batas tanggal.

image editor output image 499343574 17101060175256982789377929056103

Garis yang membentang dari barat ke timur adalah garis batas tanggal menurut kriteria wujudul-hilal. Kawasan A adalah kawasan yang memulai masuk tanggal 1 Ramadan 1445 H pada saat terbenam Matahari tanggal 10 Maret 2024 atau menurut konversinya tanggal 1 Ramadan 1445 H bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2014 M. Sedangkan kawasan B pada saat itu belum memasuki tanggal 1 Ramadan 1445 H, di kawasan ini tanggal 1 Ramadan 1445 H bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2024 M.

Seperti terlihat dalam peta dunia di atas, Indonesia terlewati oleh garis batas tanggal, sebagian besar wilayah masuk dalam kawasan A (kawasan yang memasuki Ramadan tanggal 11 Maret 2024) sementara Wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya masuk dalam kawasan B (kawasan yang memasuki Ramadan tanggal 12 Maret 2024 M). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta Indonesia berikut ini.

img 20240311 0428192813241218935702972

Garis yang membentang dari arah barat laut ke tenggara merupakan petunjuk bahwa di tempat-tempat yang terlewati oleh garis itu pada hari Ahad Legi, 10 Maret 2024 Matahari dan Bulan terbenam bersamaan.

Kawasan A adalah tempat-tempat yang pada hari Ahad Legi, 10 Maret 2024 Matahari terbenam lebih dulu dari terbenam Bulan, sedangkan kawasan B adalah tempat-tempat yang pada hari Ahad Legi, 10 Maret 2024 Matahari terbenam lebih kemudian dari terbenam Bulan.

Menurut kriteria wujudul-hilal, kawasan A sudah masuk tanggal 1 Ramadan 1445 H sejak magrib hari Ahad Legi, 10 Maret 2024 (konversinya Senin Pahing, 11 Maret 2024 M), sedangkan kawasan B baru masuk tanggal 1 Ramadan 1435 H sejak magrib hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M (konversinya Selasa Pon, 12 Maret 2024 M).

Namun demikian, karena kriteria wujudul-hilal menganut teori matlak wilayatul-hukmi, sesuai dengan Keputusan Musyawarah Nasional XXVI Tarjih Muhammadiyah tahun 2006 di Padang Sumatera Barat (Himpunan Putusan Tarjih Jilid 3 halaman 75-77), yakni pada satu hari yang sama hanya ada satu tanggal di seluruh wilayah Indonesia, maka kawasan B mengikuti tanggal yang ada di kawasan A.

Dengan demikian tanggal 1 Ramadan 1445 H ditetapkan mulai magrib hari Ahad Legi, 10 Maret 2024 (konversinya Senin Pahing, 11 Maret 2024 M) untuk seluruh wilayah Indonesia.

Share your love

Update Artikel

Masukkan alamat email Anda di bawah ini untuk berlangganan artikel saya.