Journalist and Web Developer
Journalist and Web Developer
Hutan Kota Trenggalek, Wisata Alam Untuk Keluarga
Huko alias Hutan Kota yang terletak di Kabupaten Trenggalek, merupakan wahana wisata alternatif berbasis alam liar yang kini sudah digandrungi oleh orang-orang Trenggalek. Namanya saja hutan kota, pastinya akan banyak kita temui berbagai macam tanaman yang dibiarkan besar. Semenjak ditetapkannya kawasan tersebut menjadi wahana wisata, hingga kini perbaikan-perbaikan fasilitas terus dilakukan.
Orang-orang (termasuk saya) bisa mengajak anak-anaknya jalan-jalan ke Hutan Kota karena secara lokasi, Hutan Kota merupakan tempat berwisata layak anak. Pengolah kawasan tersebut memang kreatif dalam mengembangkan berbagai fasilitas. Misalnya fasilitas bermain bagi anak-anak (outbond), disediakannya berbagai macam hewan dan burung langka seperti Rusa (Kijang), Burung Merak, Kasuari, Landak, Kera (mirim kamu wahai pembaca), Kalong (kelelawar raksasa) dan lainnya.
Selain itu, pihak pengembang juga mempersilakan penyedia aneka mainan untuk nimbrung dan mencari pemasukan ekonomi dari para pengunjung, geis. Semisal, penyedia sewa Kuda, pemancingan ikan mini untuk anak, permainan edukasi, outbond tipis-tipis, dan permainan menyenangkan bagi anak lainnya. So, dengan berbagai fasilitas permainan ini, jika dalam kehidupan berumah tanggamu jarang memanjakan anak bertamasya, saya merekomendasikan untuk mengunjungi Hutan Kota, geis.
Nah, bagi yang sudah dewasa, Hutan Kota juga menyajikan beragam fasilitas yang bisa dimanfaatkan bagi orang dewasa, tentu bukan ayunan atau odong-odong, geis, tapi sebuah kenyamanan dalam melepas penat beban kerja, semisal fasilitas memandang mama-mama muda yang berjalan manja sambil menuntun anaknya, eh. Ini dia foto-fotonya:
Di Hutan Kota tersedia area khusus untuk pendakian gunung. Nama gunungnya adalah Gunung Ja’as, gunung mungil yang terletak di atas area arena bermain keluarga, yang cukup tinggi dan berat untuk didaki oleh orang-orang malas. Misalnya saja saya, beberapa kali saya ikut dalam perjalanan misi gerilya dalam diklat bela negara, pagi itu pelatih membawa saya dan tim untuk berlari-lari kecil mendaki Gunung Ja’as. Alhasil karena semenjak ada sepeda motor dan menjadi blogger ini menghabiskan waktu saya untuk duduk mendekam, berlari-lari kecil dijalan menanjak adalah penyiksaan. Dengan muka merah merona dan nafas seperti kerbau marah, saya berhasil sampai puncak dengan selamat, itu pun setelah beberapa kali berhenti membenarkan tali sepatu (padahal saya istirahat menghela nafas).
Besoknya lagi saya kembali ke Gunung Jaas untuk melihat pemandangan pagi, meski melelahkan tapi ketika sudah sampai di puncak, lelah akan terobati oleh pemandangan cantik nan manja, saya suka naik Gunung Jaas.
Selain itu, bagi yang suka bersepeda gunung, bisa juga bersepeda di Hutan Kota, karena pihak pengembang telah menyediakan jalur bersepeda yang pastinya bakal menggelorakan andrenalinmu, geis. Jalur dibuat dari atas ke bawah, plus dengan tikungan curam serta beberapa gundukan untuk jumping. Bagi saya sih, mending menemani anak memancing saja.