Mas Trigus
Journalist and Web Developer
Mas Trigus
Journalist and Web Developer
LGBT Dipandang dari Kacamata Abad
Ribut-ribut soal LGBT serta segala kebisingan yang mengiringinya membuat tangan saya gatal juga untuk nyetatus. Tadinya saya berniat sepanjang bulan puasa ini tidak akan bikin setatus di lapak pesbuk (media sosial) kesayangan ini, tapi topik tentang LGBT terlalu seksi untuk diabaikan begitu saja.
Pemirsa tahu, di antara tema global yang lagi hot-hotnya digunjing orang sekaitan dengan LGBT adalah soal pernikahan sejenis; kita singkat jadi Pernis (Pernikahan Sejenis) (jangan pernah buang huruf R-nya biar tidak menimbulkan kontropersi hati ala Om Piki….hihi)
Saya tidak akan menceburkan diri ke dalam polemik pro-kon Pernis. Tentu saja secara pribadi saya punya sikap yang jelas nan tegas: Say No to Pernis! Tapi saya merasa tidak mampu menceburkan diri pada arus yang bahkan saya tidak tahu dari mana arus itu datang serta ke mana ia pergi. Halah, lebay amat!
Kepada mereka, baik yang mendukung Pernis maupun yang melakukannya langsung, bisa saja saya menyemburkan segudang ayat dari Kitab Suci tentang apa yang menimpa kaum Nabi Lûth as. Tapi pasti mereka akan balik melempari saya dengan seabrek argumen berbalut hak asasi dan apalah semacamnya.
Maka akhirnya kita nafsi-nafsi saja; Kami dengan keyakinan kami, kalian dengan keyakinan kalian. Kami memandang kalian menyimpang, kalian menjalaninya sebagai bawaan takdir yang tidak bisa dipungkiri. Kami memandang kalian harus menjalani terapi, kalian menikmatinya sebagai kehendak alam. Kami memahaminya sebagai gejala nurture, kalian melaluinya sebagai kuasa nature. Namun perlu dicatat: di tataran kemanusiaan kami tetap memandang kalian sebagai saudara. Maka, jika di antara kalian ada yang mengukir prestasi yang mendatangkan kebaikan bagi sesama, kami tetap harus mengapresiasi.
Beberapa paragraf diatas adalah hasil tulisan dari Dr. Abad yang saya kutip dari akun Facebook-nya langsung karena saya pun jadi ikutan geli untuk menyuruh jari lentik saya ini (eit ini bukan indikasi) bekerja diatas keyboard dan mengetik masalah terkait dengan LGBT, meskipun sudah beberapa waktu yang lalu saya sudah mendengarnya (bukan mencari informasi karena tertarik) dari media namun baru setelah membaca status kece dari Dr. Abad ini membuat saya menjadi semakin geli untuk menulis. Pun jika saya tidak mengatakan Say No to LGBT berarti saya tidak bisa membela agama saya, yang jelas menolak dengan keras adanya pernikahan sesama jenis, apapun jenisnya.
LGBT LGBT atau GLBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan diatas. jadi kalau menurut Minuman Nutrisari LGBT kependekan dari istilah Jeruk Minum Jeruk meskipun Dr. Abad bersikeras mengatakan bukan Lu Gue (lagi) BT tapi intinya tetap sama.
Sebagai orang islam dan sebagai orang yang menyukai lawan jenis saya sangat menolak kehadiran LGBT didunia ini, dasar sikap ini jelas sekali mengambil dari al-Qur’an yang memang sudah duluan memberi kabar kepada umat manusia tentang kehancuran yang diberikan Allah kepada kaum Nabi Lûth as. Mohon maaf pemirsa, kaum Nabi Lûth as seperti diberitakan di al-Qur’an memang termasuk kategori LGBT.
Namun karena kaum LGBT ini mempunyai landasan HAM (Hukum Hak Asasi Manusia) sebagai koridor utama dalam meluruskan nafsu kawin-nya, maka tidak bisa di ganggu gugat lagi seperti apa yang dikatakan Dr. Abad diatas. Jangan dibilang saya tidak mempunyai teman LGBT, banyak meskipun hanya indikasi nya saja yang paling kelihatan, indikasi itu bisa dikenali dari gerak-geriknya, cara bicaranya, gelagatnya, dan tatapan matanya, waduh.
Magnet selalu menolak medan sesama jenis, begitu juga dengan nutrisari yang selalu mengatakan “jeruk kok minum jeruk” namun berbeda dengan google dan facebook, kedua platform ini justru mendukung disahkannya undang-undang pernikahan sesama jenis di negeri USA sana. dan ini jelas menimbulkan kontroversi hati buat saya. tahu tidak kenapa bisa begitu? ya tidak lain karena saya juga pengguna facebook dan google, bagaimana bisa kehidupan nge-Blog saya ini bisa berjalan setiap hari tanpa meng-inangi mereka, dan bagaimana bisa pemirsa sekalian update status setiap hari jika tanpa facebook. dan untuk menyelesaikan kontroversi hati ini saya ikut kata Dr. Abad.
Di tataran kemanusiaan kami tetap memandang kalian sebagai saudara. Maka, jika di antara kalian ada yang mengukir prestasi yang mendatangkan kebaikan bagi sesama, kami tetap harus mengapresiasi.
Dan dengan ini saya berpesan kepada temanku LGBT “perbuatan kalian dengan meng-kawin-i sesama jenis bukanlah sesuatu yang baik, dipandang dari segi apapun juga tidak pas, dalih cinta pun sebenarnya tidak cocok, belum lagi soal keturunan, bagaimana kalian bisa mendapatkan keturunan dari gen kalian sendiri? mungkin kalian bilang itu urusan belakang, tapi ingat sayang, apa yang kamu per-juang-kan ini sebenarnya adalah soal urusan belakang…