Misi Menyambung Tali Persaudaraan di Hari Raya Idhul Fitri 1436 H

Mas Trigus mengucapkan Selamat hari raya idul fitri 1436 H. Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim. Minal aidzin wal faidin mohon maaf lahir dan batin. Semoga apa yang telah kita lalui selama sebulan penuh dalam mengerjakan puasa Ramadhan diterima oleh Allah SWT dan semoga kita termasuk kedalam golongan hambanya yang diridhloi-Nya, amin.

Sobat MTB yang baik, idhul fitri adalah hari raya bagi umat muslim diseluruh dunia, tentunya dihari yang fitri ini semua umat muslim merasa gembira serta bahagia karena masih bisa bertemu dengan hari yang penuh dengan pintu maaf, kegembiraan ini adalah salah satu rahmat dan kenikmatan dari Allah SWT yang diberikan kepada umatnya. 
Idul fitri identik dengan salam-salaman, tradisi ini dikandung maksud untuk meminta maaf kepada orang tua, keluarga, saudara, teman dan kepada orang yang telah kita temui sebelumnya  agar bisa saling memaafkan dengan tulus dan ikhlas, sungguh kenikmatan yang tiada duanya, hari dimana kita bisa saling bermaaf-maafan tanpa ada rasa malu untuk meminta maaf. Pada hari raya kali ini Mas Trigus mempunyai misi khusus selain misi untuk bisa mendapatkan maaf dari semua orang.
Misi yang saya bawa adalah mencari silsilah garis keturunan agar tau siapa leluhur Mas Trigus sebenarnya, karena dengan mengetahui silsilah ini Mas Trigus bisa menemukan titik terang jati diri sebenarnya serta dapat menyambung kembali tali persaudaraan yang lambat laun mulai terlupakan. Selain itu bukankah menjalin silaturahmi bisa memperpanjang umur? nah mumpung masih suasana lebaran, tidak ada salahnya hal ini sobat lakukan juga.
Adanya saya dan adanya sobat tidak mungkin langsung ada tanpa melalui garis silsilah keturunan, dalam budaya arab biasanya ada kata “bin” dan “binti”, Bin untuk menandakan jenis kelamin lelaki, dan binti menandakan jenis kelamin perempuan, misalnya saya anaknya Sarkun sehingga bisa disebut Trigus Dodik Susilo bin Sarkun, itu karena saya lelaki, kalau saya cewek bisa disebut Trigus Dodik Susilo binti sarkun, karena saya lelaki tulen jadi sebutannya adalah bin (ingat bin), tentu enak kalau ada embel-embel bin seperti ini, namun karena saya terlahir di jawa (Java) berarti tidak ada kata bin didalam menyebutkan nama saya.
Di jawa orang biasanya menyebut nama orang tua dengan sebutan anak pertama nya, misalnya anak pertama saya bernama GAWANG jadi orang jawa memanggil saya MAK E GAWANG bukan nama saya sendiri, namun sayangnya untuk anak kedua dan seterusnya tidak disebutkan lagi, dan kebetulan saya adalah anak nomer tiga, jadi bapak saya tidak dipanggil MAK E TRIGUS tetapi MAK E YUN karena anak pertama bernama YUN. seperti itulah jawa dalam mengingat silsilah keturunannya, unik namun tetap mudah diingat.
Dimasa yang serba modern ini ternyata tradisi jawa seperti itu sudah mulai luntur (Bagaimana ditempat sobat?) jarang sekali ada anak muda yang mencari silsilah keturunan sampai Bapaknya Buyut (Buyut: Orang tuanya orang tua yang telah melahirkan orang tua kita, pahamkan?) sebenarnya ini adalah tanggung jawab orang tua kita untuk mengenalkan kepada para sanak keluarga (saudara tua) namun bagi yang jauh dari tempat kelahiran rasanya sangat sulit, tak ayal kalau sekarang ini banyak orang yang merasa punya banyak saudara namun tidak tau siapa mereka.
Padahal dengan mengetahui siapa leluhur kita sebenarnya itu sangat menyenangkan, kita menjadi tahu siapa saja saudara-saudara kita. Nah karena masa pencarian saya belum selesai sepenuhnya saya tidak bisa cerita banyak, mudah-mudahan misi ini bisa saya lakukan sampai selesai tanpa ada halangan apapun, sampai berjumpa dilain kesempatan. Mohon maaf lahir dan batin
Share your love

Update Artikel

Masukkan alamat email Anda di bawah ini untuk berlangganan artikel saya.

Tinggalkan Balasan