Kumpulan Quotes Politik

Politik adalah keniscayaan, selama masih ada orang yang menguasai dan dikuasi, selama masih ada orang yang memerintah dan diperintah, politik akan tetap hidup. Begitu kata Mbah Pramoedya Ananta Toer dalam buku House of Glass.

Artinya, politik sangat kental berada di sekitar kehidupan kita. Bahkan, merasa atau tidak, kita juga pernah berpolitik.

Mohamad Sobary pernah berkata “Menurut saya, pengertian politik itu ada dua macam. Pertama, politik dalam rangka kekuasaan, yaitu bagi yang berkuasa untuk mempertahankan dan melaksanan kekuasaan. Nah, masyarakat umum mengira bahwa arti “politik” satu-satunya adalah kekuasaan, sehingga muncul istilah di kalangan rame bahwa “politik itu kotor”. Masyarakat lantas menerima begitu saja arti politik semacam itu, politik dalam arti kekuasaan. Padahal, arti politik yang asli-otentik dan bukan bernuansa kekuasaan adalah pengertian politik yang kedua: politik moral! Yaitu ikhtiar atau niat demi kepentingan dan kesejahteraan orang banyak. Inilah sebetulnya arti politik

Seedbacklink affiliate

Untuk itu, mastrigus.com menyajikan quotes-quotes penting yang pernah dibuat oleh para tokoh, baik tokoh dari Indonesia maupun dari luar negeri. Misalnya Pramoedya Ananta Toer, Orhan Pamuk, Hendri Teja dan lain-lain. Selamat menyimak

Quotes Politik

“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban untuk mendapatkan sesuatu, katakanlah, agama, ide-ide, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa?”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran

“Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan.”
Tere Liye, Negeri Di Ujung Tanduk

“Seorang alim masih boleh menghidupkan ekonomi bangsanya walaupun setelah ratusan tahun meninggal dunia; ramai ahli politik membunuh ekonomi bangsa walau memerintah satu penggal.”
Wan Mohd Nor Wan Daud, Rihlah Ilmiah: dari Neomodernisme ke Islamisasi Ilmu Kontemporer

“Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik.”
Pramoedya Ananta Toer, House of Glass

“Jika seseorang individu atau tokoh itu mempunyai kredibiliti dan kekuatan maknawi yang tersendiri, ide dan falsafah hidupnya tetap boleh menerangi persekitarannya meskipun dia tidak menjawat apa-apa jabatan.”
Raja Ahmad Aminullah, Minda Tertawan: Intelektual, Rausyanfikir dan Kuasa

“yang menghulur salam dari jauh itulah pulau
yang menggenggam salam dari dekat adalah semenanjung
yang gementar ditiup angin itulah pulau
yang resah di bawah bulan adalah semenanjung (Singapura, I)”
T. Alias Taib, Opera

“Perlembagaan ibarat batangnya yang teguh tegap itu yang mengandungi seluruh peruntukan dan perkara di dalamnya. Tetapi batang pohon itu dikukuhkan juga oleh dua kekuatan lain, yakni pembuluh kayu dan dapat kita samakan dengan Penerimaan dan teras kayu yang boleh kita ertikan dengan Keadilan Sosial.”
Wan Mohd Nor Wan Daud, Budaya Ilmu Dan Gagasan 1Malaysia: Membina Negara Maju Dan Bahagia

“songkok dan kopiah, keduanya dimurkai Allah, jika gagal menjalankan perintah. Songkok dan kopiah, usahlah bertelagah (Tiada Siapa Yang Lebih)”
Salmie Said, Belasungkawa Salmie Said: Graduan Alam

“Lelaki kaum pergerakan hanya layak dicintai, bukan dinikahi. Ibarat burung, jika kakinya diikat sebentar, dia akan canggung terbang tinggi. Tetapi jika kakinya diikat terlampau lama, dadanya akan meledak akibat gejolak hasrat.”
Hendri Teja, Tan: Gerilya Bawah Tanah

“Karena terlalu saling menghargai, masyarakat kita malah saling beli.”
nom de plume

“Negara harus bertindak sebagai regulator dan fasilitator tetapi tidak boleh jadi predator.”
Christianto Wibisono, Wawancara Imajiner dengan Bung Karno

“Nagari kita ini semakin banyak amal berjemaahnya. Sesudah salat berjemaah dikampanyekan, kini ada pula korupsi berjemaah oleh pejabat pemda dan anggota dewan. Sebentar lagi lengkap sudah ketika mereka berjemaah masuk penjara. Berlomba-lomba menuju keburukan.”
Ahmad Fuadi, Anak Rantau

“Sewaktu muda, Ka sangat meyakini bahwa tidak ada yang lebih terhormat selain mati akibat alasan politik intelektual, atau untuk membela apa yang telah ditulisnya.”
Orhan Pamuk, Snow

“Ini politik, Buyung. Naskah dapat ditulis, tapi segala sesuatu bisa berubah di lapangan. Detik-detik terakhirlah yang paling menentukan. Kita mesti cepat bergerak kalau masih ingin naik kereta api itu.”
Hendri Teja, Tan: Sebuah Novel

““segala ikrar dan janji yang dituangnya, ada yang cair bersama air, menjadi lumpur, ada yang reput bersama rumput, menjadi lumut, ada yang dimakan anai-anai menjadi habuk”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci

“Dalam politik tidak ada masa untuk kita rasa letih atau kecewa sehingga matlamat perjuangan itu tercapai.”
Anwar Ibrahim

““Aku percaya apa pun pekerjaan yang dilakukan seseorang tertentu pasti mendatangkan manfaat, bentuknya bermcam-macam dan tidak nyata. Tidak mungkin orang melakukan sesuatu tanpa ada tujuan kalau bukan orang tersebut salah urat.”
Arafat Nur, Burung Terbang di Kelam Malam

““Baik dan buruk berada dalam satu garis lurus. Terkadang garis itu memudar dan hanya menyisakan sekelebat rona abu-abu. Membuat manusai yang hendak berpegangan padanya hilang arah seketika.”
Wenny Artha Lugina, The Blackside: Konspirasi Dua Sisi

““Inilah wajah politikus amanah undi, kata bapak,
kerjanya berkelahi, berkelahi, dan berkelahi
tiada rakan mereka berkelahi pada rakan sendiri.”
Nassury Ibrahim, Dongeng Bapak

Share your love

Update Artikel

Masukkan alamat email Anda di bawah ini untuk berlangganan artikel saya.

Tinggalkan Balasan